Analisis inflasi di Sulawesi Utara pada Juni 2025 berdasarkan data BPS

4 Min Read
Ilustrasi pembeli dan penjual beras di pasar. (Digenerate dengan AI)

ZONAUTARA.comInflasi di Sulawesi Utara (Sulut) pada Juni 2025 menunjukkan peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya, yang mengalami deflasi. Ini mencerminkan tekanan harga pada komoditas makanan dan transportasi, meskipun ada faktor penahan dari beberapa barang. Berikut detailnya:

  • Inflasi Bulanan (m-to-m, Juni 2025 vs. Mei 2025): 0,64%. Ini lebih tinggi dari Mei 2025 yang deflasi sebesar -0,79%.
  • Inflasi Tahunan (y-on-y, Juni 2025 vs. Juni 2024): 1,71%. Naik dari 1,53% pada Mei 2025.
  • Inflasi Tahun Kalender (Juni 2025 vs. Desember 2024): 1,85%.

Tren ini menandakan pemulihan dari deflasi sebelumnya, tetapi tetap rendah dibandingkan rata-rata nasional historis, menunjukkan stabilitas ekonomi regional yang relatif baik.

Inflasi menurut kelompok pengeluaran

Inflasi didominasi oleh kelompok makanan dan transportasi. Berikut rincian m-to-m dan y-on-y dalam tabel:

Kelompok PengeluaranInflasi m-to-m (%)Andil m-to-m (%)Inflasi y-on-y (%)Andil y-on-y (%)
Makanan, Minuman, dan Tembakau1,640,553,861,27
Pakaian dan Alas Kaki-0,21-0,01-4,83-0,28
Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar0,03~00,600,09
Perlengkapan Rumah Tangga0,240,01-1,09-0,04
Kesehatan0,260,011,680,04
Transportasi0,920,110,040,01
Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan-0,07~0-0,80-0,05
Rekreasi, Olahraga, dan Budaya-0,39-0,011,990,03
Pendidikan~0~00,860,03
Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran0,01~01,690,17
Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya-0,28-0,027,350,44

Analisis: Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau menjadi penyumbang terbesar inflasi, dengan andil 0,55% m-to-m dan 1,27% y-on-y. Ini disebabkan oleh kenaikan harga komoditas pangan akibat pasokan yang berkurang dan faktor cuaca. Sebaliknya, kelompok seperti Pakaian dan Alas Kaki mengalami deflasi, membantu menahan laju inflasi keseluruhan.

Komoditas pendorong dan penahan inflasi

  • Pendorong Inflasi (m-to-m): Beras (andil 0,31%), cabai rawit (0,26%), bawang merah (0,19%), angkutan udara (0,12%), dan lemon (0,03%). Penyebab utama adalah penurunan stok akibat cuaca hujan tinggi dan pasokan dari luar daerah yang berkurang.
  • Penahan Inflasi (m-to-m): Daging babi (-0,14%), ikan malalugis/ikan sorihe (-0,05%), cabai merah (-0,03%), bawang putih (-0,03%), dan ikan kembung (-0,02%). Penurunan ini karena stok melimpah di pasar dan peternak.
  • Pendorong Inflasi (y-on-y): Emas perhiasan (0,34%), beras (0,34%), tomat (0,24%), ikan selar/ikan tude (0,15%), cabai rawit (0,13%).
  • Penahan Inflasi (y-on-y): Daun bawang (-0,16%), daging babi (-0,12%), angkutan udara (-0,06%), telepon seluler (-0,05%), bawang putih (-0,04%).

Secara kualitatif, fenomena ini dipengaruhi oleh faktor musiman seperti curah hujan tinggi yang mengganggu panen dan distribusi, serta fluktuasi pasokan dari daerah lain seperti Makassar dan Bima. Inflasi lebih tinggi pada Juni 2025 dibandingkan Mei, menandakan perlunya intervensi pasokan pangan untuk menjaga stabilitas harga.

Inflasi antar wilayah

Inflasi bervariasi antar kabupaten/kota:

  • m-to-m: Tertinggi di Manado (0,77%), diikuti Minahasa Utara (0,71%), Kotamobagu (0,45%), dan Minahasa Selatan (0,21%). Beras menjadi pendorong utama di Manado dan Minahasa Selatan.
  • y-on-y: Tertinggi di Minahasa Utara (2,99%), diikuti Kotamobagu (1,89%), Minahasa Selatan (1,70%), dan Manado (1,28%). Cabai rawit dan ikan deho mendominasi di Minahasa Utara.
inflasi
Sumber: BPS Sulut

Implikasi: Wilayah urban seperti Manado lebih rentan terhadap inflasi makanan, sementara daerah pedesaan dipengaruhi oleh komoditas lokal. Secara keseluruhan, inflasi tetap terkendali, tetapi pemantauan cuaca dan pasokan diperlukan untuk mencegah lonjakan lebih lanjut.

Kesimpulan

Data BPS menunjukkan inflasi Sulut pada Juni 2025 stabil namun naik karena tekanan pangan. Dibandingkan periode sebelumnya, ini adalah perbaikan dari deflasi, dengan andil utama dari makanan (1,64% m-to-m).

Faktor eksternal seperti cuaca menjadi risiko utama, sementara penurunan harga daging babi membantu keseimbangan. Untuk kebijakan, disarankan peningkatan stok pangan dan diversifikasi pasokan.

Share This Article
Leave a Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *