Bagaimana data pariwisata Sulut pada Agustus 2025?

7 Min Read
Image digenerate dengan AI.

ZONAUTARA.com – Data pariwisata Sulawesi Utara (Sulut) untuk Agustus 2025 mencerminkan pertumbuhan yang signifikan sekaligus kontras yang mengejutkan. Di satu sisi, gerbang internasional terbuka lebar, menyambut lonjakan pengunjung dari luar negeri. Namun di sisi lain, dinamika perjalanan domestik menunjukkan pergeseran yang dramatis.

Tim Data Zonautara.com mencoba membaca Berita Resmi Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut No. 58/10/71 Th.XIX yang diterbitkan pada 1 Oktober 2025.

Hasil analisa dari publikasi tersebut kami bagi dalam tiga bagian:

  • Lonjakan turis asing yang luar biasa dari tahun ke tahun, yang didominasi oleh satu negara secara masif.
  • Pergeseran drastis dalam perjalanan domestik, di mana pariwisata lokal meledak sementara perjalanan dari provinsi lain menurun tajam.
  • Teka-teki menarik di sektor perhotelan, di mana tingkat hunian kamar tidak sepenuhnya sejalan dengan peningkatan kedatangan internasional.

Kami mencoba memecah statistik ini menjadi sebuah cerita yang mudah dipahami, mengungkap apa arti angka-angka ini bagi lanskap pariwisata Sulawesi Utara.

1. Lonjakan turis mancanegara: Didominasi oleh Tiongkok

Data utama menunjukkan bahwa jumlah kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Sulut pada Agustus 2025 mencapai 5.656 kunjungan. Angka ini merupakan penanda pertumbuhan yang sangat kuat jika dilihat dari perspektif tahunan.

Jumlah ini menunjukkan kenaikan signifikan sebesar 27,50% jika dibandingkan dengan Agustus 2024.

Meskipun terjadi sedikit penurunan sebesar 4,18% dari bulan sebelumnya (Juli 2025), tren tahunan secara keseluruhan menunjukkan momentum pertumbuhan yang solid.

Penggerak utama dari pertumbuhan ini sangat jelas: wisatawan dari Tiongkok. Mereka merupakan mayoritas absolut dari seluruh turis asing yang datang. Konsentrasi pasar yang begitu tinggi ini menunjukkan sebuah ‘pedang bermata dua’: di satu sisi menjadi akselerator pertumbuhan, di sisi lain menciptakan kerentanan strategis.

Hampir 8 dari setiap 10 turis asing yang berkunjung ke Sulut pada bulan Agustus berasal dari Tiongkok.

Tabel di bawah ini mengilustrasikan dominasi tersebut.

PeringkatKebangsaanJumlah KunjunganPersentase dari Total
1Tiongkok4.49479,46%
2Jerman2324,10%
3Singapura1312,32%
4Perancis841,49%
5Amerika821,45%

Namun, saat pariwisata internasional menunjukkan pertumbuhan yang kuat, gambaran di sektor domestik menceritakan kisah yang lebih kompleks.

2. Wajah baru perjalanan domestik: Ledakan lokal dan penurunan nasional

Data perjalanan domestik dipecah menjadi dua kategori yang berbeda: Wisatawan Nusantara (Wisnus), yang mewakili perjalanan lokal atau regional di dalam provinsi, dan Wisatawan Nasional (Wisnas), yang mewakili perjalanan dari provinsi lain di Indonesia.

2.1. Ledakan perjalanan wisatawan nusantara

Di segmen perjalanan lokal, terjadi 1.224.207 perjalanan oleh Wisnus pada Agustus 2025. Angka ini menunjukkan sebuah tren yang luar biasa.

Angka ini melonjak sebesar 84,88% dibandingkan dengan Agustus 2024, menandakan antusiasme yang luar biasa untuk perjalanan di dalam provinsi.

Tren ini bukan anomali sesaat. Data kumulatif dari Januari hingga Agustus 2025 menunjukkan telah terjadi 9,39 juta perjalanan Wisnus, sebuah kenaikan sebesar 71,16% dibandingkan periode yang sama di tahun 2024. Meskipun ada penurunan bulanan sebesar 12,67% dari Juli 2025, tren tahunan dengan jelas menunjukkan bahwa pariwisata lokal adalah kekuatan yang berkembang pesat dan sangat dominan.

2.2. Penurunan tajam perjalanan wisatawan nasional (Wisnas)

Kisah untuk Wisnas menunjukkan tren yang sepenuhnya berlawanan. Data mencatat hanya 327 perjalanan Wisnas, yang merupakan penurunan drastis sebesar 61,62% dibandingkan dengan Agustus tahun sebelumnya.

Ini berarti terjadi pengurangan yang sangat signifikan pada jumlah pelancong yang terbang ke Sulut dari provinsi lain di Indonesia untuk tujuan yang dikategorikan oleh BPS sebagai ‘Wisnas’.

2.3. Sintesis: Dua arus perjalanan domestik yang bertolak belakang

Kedua tren ini melukiskan gambaran pasar pariwisata domestik yang sedang bertransformasi—menjauh dari perjalanan nasional jarak jauh dan menuju perjalanan yang lebih terlokalisasi di tingkat regional.

Perbandingan langsung di bawah ini membuat kontras tersebut menjadi sangat jelas:

Jenis WisatawanTren Tahunan (vs. Agustus 2024)Kesimpulan
Wisatawan Nusantara (Wisnus)NAIK 84,88%Perjalanan lokal/regional sedang booming.
Wisatawan Nasional (Wisnas)TURUN 61,62%Perjalanan dari provinsi lain sedang menurun tajam.

Dengan adanya lonjakan turis asing tetapi penurunan drastis pada salah satu segmen domestik, bagaimana dampaknya terhadap sektor perhotelan?

3. Misteri di balik okupansi hotel

Tingkat Penghunian Kamar (TPK) untuk hotel berbintang di Sulawesi Utara tercatat sebesar 46,35% pada Agustus 2025.

Hal ini memunculkan sebuah teka-teki analitis: meskipun jumlah turis asing naik lebih dari 1.200 orang dibandingkan tahun sebelumnya, mengapa tingkat hunian kamar justru turun signifikan sebesar 5,83 poin secara year-on-year? Kenaikan 2,61 poin dari bulan Juli 2025 tidak cukup untuk mengubah gambaran tahunan yang menurun. Lonjakan internasional ternyata tidak mampu menutupi dampak penurunan di segmen domestik.

Hipotesis utamanya adalah penurunan drastis pelancong Wisnas menjadi kontributor utama. Data Rata-Rata Lama Menginap (RLMT) memberikan petunjuk lebih lanjut. Secara keseluruhan, tamu menginap selama 1,83 hari, sebuah angka yang sebenarnya meningkat 0,19 poin dibandingkan bulan Juli 2025. Tidak ada perbedaan signifikan antara durasi menginap turis asing (1,90 hari) dan turis domestik (1,82 hari).

Ini mengindikasikan masalahnya bukan pada durasi, melainkan kemungkinan pada profil wisatawan. Penurunan drastis pelancong Wisnas—yang mungkin mencakup pelancong bisnis dengan daya beli tinggi yang memilih hotel berbintang—tidak dapat digantikan secara sepadan oleh lonjakan turis asing, yang bisa jadi merupakan rombongan wisata dengan preferensi akomodasi atau paket harga yang berbeda.

Kesimpulan: Tiga poin kunci dari Pariwisata Sulut pada Agustus 2025

Gambaran pariwisata Sulawesi Utara pada Agustus 2025 dapat disimpulkan dalam tiga poin kunci yang saling terkait:

  1. Ketergantungan pada Pasar Tiongkok: Pertumbuhan turis asing sangat didorong oleh kedatangan dari Tiongkok. Ini adalah kekuatan besar yang mendorong pemulihan, namun juga menyoroti perlunya diversifikasi pasar di masa depan untuk membangun fondasi yang lebih tangguh dengan menargetkan pasar sekunder yang sudah menunjukkan kehadiran, seperti Jerman dan Singapura.
  2. Transformasi Perjalanan Domestik: Lanskap pariwisata domestik sedang berubah secara fundamental. Ada peluang besar dalam melayani pasar Wisnus (lokal) yang sedang meledak, sambil perlu mencari strategi baru untuk menarik kembali dan menghidupkan segmen Wisnas (nasional) yang sedang lesu.
  3. Tantangan Baru untuk Sektor Perhotelan: Hotel, terutama yang berbintang, perlu menyesuaikan strategi bisnis mereka dengan profil wisatawan yang berubah. Mereka perlu beradaptasi, kemungkinan dengan menciptakan paket-paket yang lebih menarik bagi pasar Wisnus yang sedang booming atau menyesuaikan layanan untuk mengakomodasi karakteristik unik dari turis Tiongkok yang kini mendominasi.
Share This Article
Leave a Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *